Kamis, 19 November 2009

SEJARAH SINGKAT KERETA API ACEH (ATJEH TRAM)

26 Juni 1874

Gubernur Belanda di Aceh yang telah menguasai Kutaraja memerintahkan untuk menghubungkan tempat pendaratan ekpedisi pertama Belanda dari pelabuhan Ulee Lheue dan Kutaraja dengan rel kereta api sepanjang 5 km dengan lebar spoor (rel) 1,067 meter.

12 Agustus 1876

Jalan kereta api Ulee Lheue resmi dibuka untuk umum dengan biaya 540.000 Golden.

Tahun 1885

Jalur kereta api diteruskan hingga Glee Kameng Indrapuri, namun hanya terlaksana sampai Lambaro Kaphe dengan alasan keamanan. Lebar spoor dikurangi menjadi0,75 m dengan panjang 10 km.

Tahun 1889

Dibuka jalur dari Kutaraja ke Lamnyong, sebuah jalur tengah ke Peukan Krung Cut dan Rumah Sakit Militer Pante Perak (RS Kesdam sekarang). Jalur ini membawa orang luka dan sakit dari pos militer keluar Aceh

Januari 1898

Jalur kereta api diperpanjang hingga mencapai Seulimum sepanjang 18 km dan dimanfaatkan untuk lalu lintas Umum.

Tahun 1900

Gubernur Van Heutzs merencanakan perluasan jalur kereta api Seulimum – Sigli – Lhokseumawe. Biaya ditaksir untuk membangun rel ini sebesar 3 juta Golden, biaya terbesar untuk membuat lintasan di pegunungan yang sangat berat.

15 September 1903

Jalur Beureunun – Lameulo sepanjang 5 km siap dikerjakan dan dibuka untuk umum.

Tahun 1912

Pertemuan jalur kereta api lintasan Deli - Pangkalan Brandan dimulai. Jalur kereta api Langsa – Kuala Simpang resmi dibuka untuk umum.

29 Desember 1919

Persambungan kereta api Deli Spoorweg Maatschappij dengan lintasan Aceh diresmikan pemakaian. Total panjang jalur kereta api Aceh 450 km dengan total biaya 23 juta Golden

Tahun 1982

Banda Aceh resmi sudah tidak memiliki kereta api lagi. Hal ini dikarenakan tidak mampu bersaing dengan sarana transportasi jalan raya yang sudah semakin baik dan sulitnya mencari onderdil kere


Leubeh Saheh....